Rabu, 29 Oktober 2008

VARIASI













KEBUN SAWO DI KABUPATEN SAMBAS





PERANAN INFORMASI PASAR

PERANAN PELAYANAN INFORMASI PASAR (PIP)
DALAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN PEMASARAN KOMODITAS PERTANIAN


Kebijakan revitalisasi Pertanian pada dasarnya mengupayakan agar sentral pendapatan berada pada petani. Oleh sebab itu arah pembangunan pertanian dimasa mendatang harus lebih banyak diorientasikan pada pengolahan dan pemasaran hasil pertania, karena dari sinilah nilai tambah dan daya saing tersebut bersumber. Oleh karena itu penguasaan terhadap sumber daya yang sangat langka yaitu akses terhadap keluaran dari pertanian itu sendiri, akses terhadap teknologi pemasaran, akses terhadap konsumen adalah sangat mutlak adanya.

Untuk mendapatkan akses yang seluas-luasnya terhadap ketiga hal tersebut diatas maka pembangunan pertanian dibidang pemasaran hasil pertanian dilakukan dalam3 hal :
Fasilitas pembangunan harus berbasis pada gabungan kelompok tani (Gapoktan) bukan kepada individu-individu.
Petani harus didorong untuk tidak hanya sebagai produsen, namun juga sebagai supplier.
Pasar ditingkat petani harus menjadi sarana untuk meningkatkan akses pasar dan posisi tawar petani.

Namun tantangan yang lebih besar dalam pengembangan kebijakan pasar adalah bagaimana mengarahkan pasar yang mampu memacu petani agar produksinya kompetitif, memenuhi kebutuhan pasar serta mampu meningkatkan taraf hidup petani. Pemerintah sebagai regulator dituntut untuk menciptakan iklim pasar yang kondusif dan dinamis serta menunjang kegiatan produksi pertanian. Disamping itu kendala terbatasnya informasi pasar yang up to date sangata menyulitkan dalam memperoleh komoditi yang diperlukan demikian juga sebaliknya bagi produsen sulit menjual hasil usaha taninya.

Paradigma baru dalam pemasaran hasil pertanian adalah bagaimana memproduksi hasil pertanian yang mempunyai nilai pasar dan memproduksi apa yang bisa dijual, berbeda dengan paradigma lama yang membuat posisi petani kita selalu menanam tanaman yang yang monokultur dan menjual apa yang ditanam. Kedepan petani diharapkan dapat menentukan dan menanam tanaman yang memiliki nilai jual tinggi dipasar.

Pada saat ini m asih banyak petuni yang memegang prinsip pertanian yang tradisional secara turun temurun antara lain menggunakan benih dari hasil panen terdahulu yang tidak menjamin kualitas produk, monokultur antara sesame petani dam ketidak beranian mencoba jenis tanaman baru sesuai selera pasar sehingga dalam penentuan harga petani hanya mapu menerima tawaran dari pedagang pengumpun, yang mengakibatkan pendapatan petani tidak meningkat. Namun sebaliknya hanya dinikmati oleh pelaku pasar. Dampak lain dari ketidak berdayaan tersebut bisa menimbulkan spekulasi harga yang diciptakan oleh Pengusaha.

Apabila diamati secara seksama permasalahan ini timbul karena :
Jaringan informasi pasar masih sangat terbatas
Belum adanya relevansi antara political will, political statement dan political action.
Sumber daya manusia atau pelaksanaannya masih terbatas
Sarana dan prasarana masih kurang memadai.
Jenisa data dan informasi yang dikumpulkan dan disebarkan belum mendorong terjadinya transaksi.
Akses pasar usaha agribisnis di Indonesia sangat lemah.

Guna terbangunnya system informasi pasar yang selalu dapat diup date dan dilihat setiap hari Departemen Pertanian RI melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian telah membuat suatu system informasi yang merupakan system aplikasi yang berbasis web untuk menelola data-data pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sampai pada daerah Propinsi dan Kabupaten / Kota. System Informasi ini dapat dilihat melalui website Departemen Pertanian RI http :\\www.deptan.go.id

Dengan terbangunnya pelayanan informasi pasar maka tujuan agar petani dapat melakukan perencanaan produk mulai dari jenis, jadwal tanam, kualitas, kuantitas, jadwal panen, grading, keamanan produk, jenis dan ukuran kemasan yang sesuai dengan permintaan pasar serta penentuan harga dapat tercapai.

TUJUAN DARI PELAYANAN INFORMASI PASAR
1. Menyediakan dan memberikan informasi pasar kepada pelaku pasar (petani, pedagang, pengusaha) sehingga menumbuhkan kompetisi yang wajar dan sehat.
2. Tersedianya Informasi PAsar yang meliputi harga, volume dan luas panen komoditas tan aman secara periodic dan berkesinambungan dalam system kerja yang terpadu
3. Tesedianya informasi pasar yang cepat, tepat sasaran dan waktu, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
4. Memperkuat posisi tawar menawar petani sehingga petunia dapat menerima harga yang wajar dan pendapatannya meningkat
5. meningkatkan arus perdagangan antar daerah sehingga terjadi keseimbangan antara penawaran dan penerimaan serta mengurangi perbedaan antar harga antar musim dan daerah.
6. Tersebanrnya informasi pasar kepada seluruh pelaku pasar sehingga memberikan keuntungan dalam melakukan usaha
7. Membantu menyusun kebijaksanaan dalam menyusun dan membuat kebijakan pasar yang lebih efektif
8. peringatan dini tentang situasi pasar dan produksi serta permintaan pasar.
9. Terjalinnya kemitraan pelaku agribisnis antar daerah
10. Terpantaunya perkembangan volume dan nilai perdagangan komoditas pertanian
11. Terkoordinasinya jaringan informasi pasar baik tingkat kabupaten / kota, propinsi, Nasional dan pasar Internasional.

SASARAN PELAYANAN INFORMASI PASAR
1. Sebagai Refrerensi pelaku pasar
2. memperlancar arus distribusi komoditas pertanian
3. meningkatkan keseimbangan suplay demand ( permintaan dan penawaran )
4. Menciptakan transparansi harga sehingga memberikan keuntungan yang poporsional
5. Meningkatkan dan memperluas pemasaran
6. Memperlancar jamilan suplai
7. mengurangi fluktuasi harga

JENIS INFORMASI PASAR
Dapun jenis sisntem pelayanan informasi pasar yang saat ini dikembangkan oleh Departemen pertanian RI melalui Derektorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian adalah sebagai berikut :
SINGOSARI (System Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian) merupakan aplikasi informasi yang berbasis web untuk mengolah data-data pengolahan dan pemasaran hasil sampai pada daerah Propinsim serta Kabupaten / Kota. Media pelayanan informasi di SINGOSARI melalui internet. Disini ditampilkan data-data harian komoditas pertanian. Data harga tersebut dapat dilihat pada website http : // www. Deptan.go.id/ dalam http ://agribisnis.deptan.go.id/ dalam http : //agribisnis.deptan.go.id/singosari/index.php
SMS Harga merupakan pelaporan harga komoditas pertanian didaerah sentra yang diterima dan dihubungkan dengan internet. Data yang ditampilkan melalui SMS adalah data Gabah baik itu gabah Kering PAnen (GKP) ataupun Gabah Kering Giling (GKG), disamping itu juga ditampikan dtata komoditas pert5anian didaerah sentra produksi seperti untuk Sambas ditampilkan data harga jeruk dari harga ditingkat petani sampai data harga ditingkat konsumen. Data harga Gabah dan Beras dapat diakses melalui website http : // www. Deptan.go.id/ dalam http ://agribisnis.deptan.go.id/ dalam http : //database.deptan.go.id/smsharga. Sedangkan untuk sms harga komoditas unggulan dapat dilihat di http://database.hargakom
Buletin harga merupakan media informasi yang diterbitkan setiap sebulan sekali yang berisikan :
• Dinamika PAsar Domestik
• Informasi harga komoditas pertanian stratregis di kota-kota besar
• Info jual komoditas pertanian
• Info kebijakan pemasaran domestik
Riset Pasar. Dalam riset pasar dapat dilihat denganh
• Informasi Data Pasar terkini
• Melakukan Analisis PAsar yang intensif dan efektif
• Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang kompeten
Market On line merupakan media transsaksi jual beli komoditas pertanian dari hulu sampai hilir.. dalam Market On Line ditampilkan penawaran dan permintaan barang komoditas pertanian. Market On Line ini dapat dilihat pada website http ://www.deptan.go.id/ dalam http://wwagribisnis.deptan.go.id.
Penyiaran melalui Radio. Melalui dana pusat Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Sambas telah melakukan kerja sama dengan Radio Swara Sambas pada Frekwensi 104 Mhz (FM)

PENGEMBANGAN SALAK KAB. SAMBAS

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PRODUKSI SALAK DI KABUPATEN SAMBAS

  1. PENDAHULUAN

Tanaman salak di kabupaten sambas telah dikembangkan di kecamatan selakau 8400 rumpun,Tebas 46.450 rumpun, Tekarang 11.986 rumpun ,jawai 50 rumpun ,jawai selatan 500 rumpun ,sambas 1966 rumpun, sajad 78 rumpun , sejangkung 200 rumpun ,galing 230 rumpun,dan teluk keramat 227.000 rumpun, adapun jumlah tanaman yang dikembangkan sampai tahun 2006 yaitu sebanyak 291.658 rumpun. Tanaman yang produktif sebanyak 284.537 rumpun sedangkan tanaman yang belum menghasilkan sebesar 5.873 rumpun ,adapun tanaman roduktif yang menghasilkan sebesar 97.659 rumpun dan tidak menghasilkan sebanyak 4.120 rumpun . Kecamatan teluk keramat adalah kecamatan yang paling luas mengembangkan salak adapun desa- desa yang menjadi sentra pengembangannya adalah desa serabi, pedade ,sekura ,sungai kumpai, Sepadu,Tanjung kerut dan Sungai serup.

Dengan adanya budidaya tanaman salak di kabupaten Sambas diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat . Hasil produksi salak selain dijual segar juga diolah lebih lanjut menjadi bentuk olahan sehingga membangkitkan Agroindustri. Agroindustri yang berskala rumah tangga khususnya dalam bidang pengolahan hasil berupa Jerukan,Manisan dan dodol salak.

Faktor lain pula mereka memilih alternatif pengolahan salak ini dikarenakan jika pada saat panen dalam satu tandan tidak semuanya memiliki tingkat kematangan yang sama dan buah salak akan mengalami proses fisiologis yaitu cepat membusuk jika tidak dijual dengan segera, sehingga untuk salak dengan tingkat kematangan yang masih rendah yaitu lebih kurang dibawah 70 % mereka manfaatkan menjadi produk olahan,karena jika mereka jual segar tentu harganya akan lebih rendah karena rasanya yang asam .Dengan adanya alternatif pengolahan hasil diharapkan dapat memberikan semangat kepada petani untuk meningkatkan produksi serta akan memberikan nilai tambah tersendiri , sebab harga produk olahan lebih tinggi dari harga jual dan petani terhindar dari resiko kerugian

Tabel 1.Pengembangan Produksi salak di kabupaten sambas

KECAMATAN

JUMLAH RUMPUN

SELAKAU

8.400

TEBAS

46.450

TEKARANG

11.986

JAWAI

50

JAWAI SELATAN

500

SAMBAS

1.966

SAJAD

78

SEJANGKUNG

200

GALING

230

TELUK KERAMAT

227.000

.

  1. IDENTITAS KOMODITAS

Kultivar salak (salacca edulis) yang banyak dibudidayakan di kabupaten sambas adalah salak varietas lokal. Tanaman salak sefamili dengan kelapa (Palmae), rendah hampir tidak berbatang, tegak,berduri-duri, tingginya 1,5 – 5 m. Tanaman ini tumbuh baik jika ada pohon penaungnya , cocok dengan iklim yang basah , tidak tahan genangan air, serta memerlukan tanah gambur yang banyak mengandung bahan organik . Salak dalam bahasa latinnya adalah Salacca edulis, Salak adalah tanaman asli Indonesia. Adapun jenis –jenis salak yang tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia adalah : Salak Bali, Salak Condet, Salak padang sidempuan, Salak pondoh, Salak Manonjaya, salak Madura , Salak Ambarawa dan salak Banjarnegara. Adapun salak yang banyak dikembangkan di kabupaten sambas adalah jenis salak condet dengan ciri : rasnya manis agak kelat / sepet, ukuran agak besar, daging buah agak tebal berwarna putih kekuningan, bijinya besar dan mempunyai sisik yang tebal.

Tabel 1. Deskripsi Salak

Asal Tanaman

:

Indonesia

Bentuk Batang

:

Tertutup oleh pelepah daun yang tersusun rapat. Pada tanaman yang sudah tua batangnya akan melata, dan dapat bertunas.

Bentuk Daun

:

Seperti pedang, pangkal daun meyempit, cembung, bersegmen banyak dan tidak sama

Ukuran Daun

:

Panjang daun 4 -7 m

* Bunga Betina

- Jumlah Bunga

- Panjang Bunga

- Panjang malai

- Warna bunga

- Bunga betina mekar

* Bunga jantan

­ Jumlah bunga

­ Panjang Bunga

­ Panjang Malai

­ Bunga Jantan Mekar

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Bunga betina hanya di dapat dari tanaman betina

Sekelompok bunga betina terdiri dari 1-3 malai, satu malai mengandung 10 – 20 bakal buah

20 – 30 cm

7 – 10 cm

Hijau kekuningan berbintik merah dan mempunyai 3 petal

Selama 1-3 hari

Bunga jantan hanya didapat dari tanaman jantan

Sekelompok bunga betina terdiri dari 4 – 12 malai, satu malai terdiri dari ribuan serbuk sari

15 – 35 cm

7 – 15 cm

1 – 3 hari

Selama 1-3 hari

Persarian

Bentuk buah

Kulit Buah

Daging buah

Rasa buah

Biji

Jumlah biji

Bentuk biji salak

Lembaga (calon tunas baru )

:

:

:

:

:

:

:

:

:

­ Proses terjadinya secara alami ( dengan bantuan angin, percikan air hujan dan serangga ) Jika letak bunga jantan dekat dengan bunga betina.

­ Dengan bantuan manusia , jika letak bunga jantan dan betina letaknya berjauhan.

Bentuk buah bulat atau bulat telur yang baik dengan bagian ujung runcing.

Bersisik yang tersusun seperti genting.

Berwarna kekuningan, kuning kecoklatan atau merah tergantung jenisnya

Manis, manis agak masam,manis agak sepet,atau manis bercampur masam bercampur sepet

Bulat telur bersisi tiga, Salah satu sisinya bulat dan sisi lainnya membentuk sudut.

Satu buah salak mengandung 1-3 biji

Berkeping satu

Tidak tahan kekeringan.

3.) Profil Wilayah Sentra

a). Kondisi Lahan

Tanaman salak umumnya dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah, baik tanah liat, liat berpasir , atau tanah pasir. Tanaman salak dapat tumbuh pada tanah asam dengan pH 4,5 – 5,0 , atau pada tanah basa dengan pH diatas 7,5 tetapi pada pH 6,0 – 7,0 , tanaman salak akan tumbuh baik dari pada bila ditanam pada tanah asam atau basa.

Kabupaten sambas terletak dibagian paling utara Provinsi Kalimantan Barat dengan luas Wilayah 6.395,70 km 2 yang saat ini terdiri dari 17 Wilayah Kecamatan ( 2006 ) terdiri dari Kecamatan Teluk Keramat, Tebas, Tekarang, Tangaran, Subah, Semparuk, Selaku, Sejangkung ,Sambas, Sajingan, Sajad, Sebawi , Pemangkat,Paloh, Jawai selatan, Jawai dan Galing. Topografi Wilayah Kabupaten Sambas sebagian bear adalah datar. Tanah Allufial yang terbaik dan paling cocok merah Kuning (PMK) yang berpotensi untuk budidaya perkebunan mencakup areal seluas 157.320 Ha.

Jenis tanah yang dominan adalah Alluvial, Podsolid Merah Kuning (PMK) dan Organosol dengan pH rata- rata berkisar antara 3,5 – 4,5. Untuk penanaman jeruk lebih banyak diusahakan pada jenis tanah Alluvial pada lahan kering dan tadah hujan.

Tabel 2. Wilayah Kabupaten Sambas Menurut Topografi

No

Kemiringan

Luas ( ha )

(%)

1

0-2

488.855

76,43

2

2-15

67.940

10,63

3

15-40

74.760

11,69

4

>40

8.015

1,25

Tabel 3. Jenis Tanah di kabupaten Sambas

No

Jenis Tanah

Luas ( Ha)

(%)

1

Organosol

136.230

21,30

2

Alluvial

230.630

36,06

3

Podsol

44.600

6,97

4

PMK

157.320

24,60

5

Latosol

70.790

11,07

4.Penyediaan Bibit

Bibit Generatif ( dari biji)

Bibit yang dibuat secara generatif berasal dari buah salak yang rasanya manis, berdaging tebal, berukuran besar, dan yang mempunyai sifat-sifat istimewa lainnya (misalnya masir ). Dari pengalaman, buah salak yang berbiji tiga akan menghasilkan tanaman salak betina 70 persen. Buah salak yang berbiji dua akan menghasilkan tanaman salak betina 50 persen, dan buah salak yang berbiji satu akan menghasilkan tanaman salak betina 30 persen. Sebaiknya membuat bibit salak dari buah salk yang berbiji 3, karena peluang mendapatkan tanaman salak betina lebih besar. Tanaman salak jantan, walaupun tidak menghasilkan buah, keberadaannya di kebun salak tetap diperlukan, karena bunganya untuk menyerbuki bunga salak betina.

Bibit Vegetatif ( dari anakan )

Bibit salak yang dibuat secara vegetatif di ambil dari tanaman salak yang sudah berbuah. Keuntungan menggunakan bibit dengan cara ini adalah kita sudah mengetahui jenis kelamin dari calon bibit. Anakan yang akan dijadikan bibit diambil dari tanaman yang sehat, produksinya banyak, rasanya manis, serta yang memiliki sifat-sifat istimewa lainnya.

Cara pembuatan bibit vegetatif hampir sama dengan mencangkok tanaman.Anakan salak yang tumbuh, pangkal batangnya di beri bambu yang berisi tanah Top soil. Tanah yang ada dalam bambu harus selalu basah, untuk itu setiap hari harus disiram.Jika tidak ada bambu dapat digunakan batang pisang yang dibentuk seperti bambu. Setelah sebulan biasanya anakan salak sudah keluar akarnya sehingga dpat dipindahkan ke kantung plastik ( polybag), kemudian di taruh di tempat teduh, Pemupukan pada bibit ini dilakukan sebulan sekali, pupuk yang digunakan adalah campuran Urea , TSP,dan KCL masing –masing satu sendok teh per tanaman. Selanjutnya tanaman salak tersebut dirawat sampai berumur 6 bulan.

B). AGROKLIMAT

Berdasarkan topografi Wilayah sentra pengembanan Salak di Kabupaten Sambas khususnya di kecamatan teluk karamat , keadaan curah hujan rata- rata per tahun 3,056mm/ thn dengan suhu rata-rata 20 ˚ sampai 34 ˚ C. Curah hujan rendah terjadi pada bulan maret , dan curah hujan tinggi pada bulan oktober.

4). Profil Usaha Tani ( Tabel Profil Usaha Tani Salak).

No

URAIAN


ISIAN

4.1

ON FARM




Bibit


Lokal dengan cara generatif


­ Budidaya

:



­ Jarak Tanam

:

1,5 m x 2,5 m


­ Pola Tanam

:



­ Pemupukan

:

Tanaman salk membutuhkan pupuk kandang , urea TSP, dan KCL agar tanaman menjadi sehat dan buahnya menjadi besar-besar.


­ Seleksi Tanaman jantan dan Betina

:

Tanaman salak yang akan menghasilkan buah adalah tanaman yang berjenis kelamin betina . walaupun demikian tanaman jantan dapat melayani sepuluh tanaman betina


­ Penjarangan Buah

:

Penjaranan buah dilakukan bulan-bulat keempat atau kelima setelah bakal buah akan terlihat setelahberumur satu bulan kemudian setelah buah salk berumur 4 – 5 bulan


­ Pembungaan

:

­ Tanaman salak akan berbunga setelah berumur 3-4 tahun ,jika ditanam dari biji

­ Tanaman salak akan berbunga 2-3 tahun jika ditanam . dari anakan.


­ Penyiraman

:

Sebagian besar tidak melakukan penyiraman namun pada saat bibit salak berumur 4-6 bulan perlu disiram tiap hari dan disimpan di tempat teduh. Pada tanah kering sebaiknya tanaman salak disiram 2-3 kali seminggu selama musim kemarau


­ Sanitasi Kebun

:

Terjaga dan Terpelihara


­ Perlakuan

:

Satu malai bunga jantan dapat diiris menjadi 3 bagian. Jika pada suatu saat kekurangan bunga jantan untuk menyerbuki bunga betina


­ Pengendalian OPT

:

Pengendalian dilakukan secara manual . Hama dan patogen penyebab penyakit tanaman salak memang belum menjadi masalah


­ Panen

:

Panen buah mencapai 6 bulan sejak hari penyerbukan.pada saat buah berumur 4-5 bulan dilakukan penjarangan buah.


­ Skala Usaha Tani

:



­ Bulan panen

:


4.2

OFF FARM

:



­ Pasca Panen

:



­ Pengangkutan Hasil

:

Dari Kebun ke penampungan di desa dan kecamatan.


­ Sortasi

:

Dilakukan secara manual


­ Grading

:

Dengan alat sederhana


­ Pengepakan

:



­ Pemasaran

:

Sebagian besar buah jeruk segar dipasarkan di kabupaten sambas dan diluar kabupaten sambas.


­ Rantai Pemasaran

:

Petani - pedagang pengumpul – pengecer – konsumen.


­ Pengolahan Hasil

:

Pengolahan hasil dilakukan dengan cara sederhana , skala uasaha masih berbentuk industri rumah tangga , produk yang di olah berupa : jerukan , manisan dan dodol salak.


­ Harga

:

Dari petani harganya Rp 4000 sedangkan harga di tingkat pedagang mencapai Rp 5000 – Rp 6000

Tabel Pemupukan

Umur tanaman

Pupuk Kandang

Jenis Pupuk

Urea

TSP

KCL

0 – 12 bulan

( sebulan 1kali )

1000 gr *

5 gr

5 gr

5 gr

12 – 24 bulan

( 2 bulan 1 kali )

-

10 gr

10 gr

10 gr

24 – 36 bulan

( 3 bulan 1 kali)

-

15 gr

15 gr

15 gr

36 bulan – dst

( 6 bulan 1 kali )

-

20 gr

20 gr

20 gr

* Pupuk Kandang hanya diberikan satu kali , yaitu pada saat tanam

5) PROFIL KELEMBAGAAN

Petani Salak dalam pengembangan wilayah sentra produksi salak maka dibentuklah kelompok Tani. Selain adanya binaan dari kelompok tani , petani juga mengembangkan salak dengan swadaya masyarakat . Untuk usaha pengolahan salak dalam bentuk jerukan, manisan dan dodol di lakukan dalam skala rumah tangga , serta dalam pembinaannya juga dilakukan dengan kelompok tani.

6) PROFIL BUDIDAYA PRODUKSI DAN PEMASARAN

Dalam Teknik Budidaya salak, dibutuhkan naungan yang cukup rimbun pada masa awal pertumbuhannya, Jika kita ingin menanam salak,kita harus menyiapkan naungan terlebih dahulu .Naungan yang paling baik untuk pertumbuhan awal tanaman salak adalah tanaman pisang. Tanaman pisang hanya digunakan sebagai naungan sementara. Sedangkan untuk naungan tetap digunakan tanaman tahunan. (Kelapa,durian,petai,lamtoro,mangga,sirsak ,jambu,sawo dsb)

Bibit salak ditanam dengan jarak 1m x 4m, 2m x 2m ,atau 1,5 mx 2,5 m. Lubang untuk menanam bibit salak dibuat 30 cm x 30 cm x 30 cm. Setelah dibiarkan selama 2 minggu ,lubang tersebut diisi tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dan pupuk Urea, TSP, serta KCL , kemudian, bibit salak sudah dapat ditanam sesuai dengan jarak tanam yang kita pilih.

Dalam hal pemupukan,tanaman salak membutuhkan pupuk kandang ,Urea , TSP, serta KCL agar tanaman menjadi sehat dan buahnya besar. Tanaman salak jantan akan menghasilkan bunga jantan, dan tanaman salak betina akan menghasilkan bunga jantan, dan tanamn salak betina akan menghasilkan bunga betina. Penyerbukan yang paling baik dilakukan pada saat bunga salak mekar pada hari kedua ( Jantan / Betina ). Penyerbukan dilakukan dengan cara meletakkan bunga jantan diatas bunga betina.

7). PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL

Setelah tanaman salak berumur 3 -4 tahun, tanaman mulai mendatangkan hasil . Buah salak dipanen pada saat umur buah mencapai 6 bulan sejak hari penyerbukan pada saat buah berumur 4 – 5 bulan dilakukan penjarangan buah.

Untuk pengolahan hasil ,salak diolah menjadi dodol, jerukan dan manisan salak. Penjualan hasil masih memenuhi pasaran lokal tidak dapat dijual diluar Kabupaten Sambas karena produk olahan tidak tahan lama,namun untuk jenis olahan jerukan salak telah di pasarkan ke Pontianak dalam skala kecil dan berdasarkan permintaan.

Produk olahan salak yang banyak di usahakan di kembangkan di kecamatan teluk keramat khususnya di desa sekura adalah jerukan salak, sedangkan produk olahan manisan dan dodol salak pengolahannya berdasarkan permintaan pasar.Produk olahan ini akan meningkat permintaannya pada saat hari besar keagamaan.